Potensi Kopi Besar, Pemprov Jabar Rangkul Perbankan

GARUT -- Pemerintah Provinsi Jawa Barat berkomitmen untuk mendorong pengembangan komoditas kopi di Jawa Barat khususnya Kopi Garutan. Terlebih Kopi Garutan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan.

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengatakan Kopi Garutan ini memiliki potensi yang sangat luar biasa, tetapi ini belum dikembangkan secara optimal. “Oleh karena itulah kita berkomitmen untuk mendorong pengembangannya," katanya pada acara Pesta Rakyat Panen kopi dan seni budaya 2016 di Perkebunan Cisaroni Desa Margamulya Kec.Cikajang Kabupaten Garut, Selasa (24/5/16).

Diungkapkan Deddy, selain potensi yang sangat besar, Kopi Garutan memiliki kualitas kopi yang sangat tinggi. Bahkan kopi robusta dan kopi arabica yang dihasilkan di sana menjadi perhatian dari para penggemar kopi.

"Kualitas kopinya sangat luar biasa, ini yang harus dikembangkan," katanya.

Selama ini perkembangan produksi Kopi Garutan cukup baik, dari 26.000 hektar lahan kopi kini telah mencapai sekitar 32.000 hektar lahan kopi, dengan produksinya mencapai sekitar 17.100 ton/tahun.

"Jadi pada setiap tahunnya, peningkatannya cukup signifikan bahkan bisa mencapai hingga 2 kali lipat," katanya.

Selama ini, lanjutnya, Pemprov Jawa Barat terus mendorong perkembangan Kopi Garutan. Salah satunya melalui program pemberian bibit kopi. Bahkan dari tahun 2014 hingga tahun 2017 telah dilaksanakan program pembibitan hingga enam juta bibit.

"Tahun 2014 saja itu satu juta bibit kita berikan, dan 2015 kita berikan dua juta bibit kopi, dan tahun 2016 ini dua juta bibit, sedangkan tahun depan satu juta bibit. Itu salah satu upaya Pemprov Jabar untuk mendorong Kopi Garutan, apalagi kopi di Jabar ini memiliki potensi besar untuk go international," katanya.

Namun demikian, tidak hanya dari sisi pembibitan kopi saja, lanjut Deddy, saat ini pun Pemprov Jabar membantu pengembangan para petani Kopi Garutan dengan melibatkan unsur perbankan. Seperti halnya dari Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Bank BJB, BNI, BRI dan lainnya. Sehingga dengan masuknya perbankan ke wilayah tersebut, diharapkan akses permodalan para petani kopi pun bisa terbantu.

"Ini sangat penting, perbankan harus bisa masuk ke daerah untuk percepatan akses keuangan di daerah. Sehingga hal itu pun bisa mendorong masyarakat di daerah. Karena dengan kehadiran perbankan di daerah tentunya itu akan memudahkan para petani untuk mengakses pembiayaan di perbankan," katanya.

Menurutnya kehadiran perbankan di daerah pun sangat penting, terlebih hingga saat ini para petani kopi banyak yang terjerat dengan ijon dan para spekulan saat membutuhkan pembiayaan.

"Ijon itu merugikan petani, pinjamannya ditukar dengan hasil kopi mereka dengan harga yang sangat murah. tentunya dengan kehadiran perbankan di daerah, itu bisa mengantisipasi para ijon tersebut dan bisa mensejahterakan para petani," jelas Deddy.

Lebih lanjut Deddy mengatakan, Pemprov Jabar pun akan mendorong Kopi Garutan melalui suatu event berskala internasional. Sehingga hal tersebut bisa menjadi ajang promosi bagi kopi garutan. Dalam hal itu pihaknya menggagas untuk dibuat festival kopi internasional dengan melibatkan unsur Pemerintah Kabupaten Garut, OJK dan lainnya.

"Saya kira pantas dengan cuaca yang sejuk dengan mutu kopi yang tinggi, sangat cocok bikin Festival Kopi Internasional. Nanti disatukan dengan budaya. Tapi ini harus dibahas dulu dan ada sinergi dengan yang lainnya," katanya.

Sementara itu Ilya Afianti, anggota dewan komisioner OJK, mengatakan, kopi garutan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan, apalagi kopi gunung puntang garut berhasil meraih juara di Amerika. Oleh karena itulah kini pihaknya bersama pemerintah daerah telah berkomitmen untuk mendorong potensi itu, melalui jalinan kerjasama.

"Jadi sekarang ini ada kesepakatan industri jasa keuangan dan pemerintah daerah untuk mendorong perekonomian di daerah Garut, dan kopi jadi produk unggukan di Kabupaten Garut. Di tempat ini nanti akan ada pesta kopi internasional. Apalagi sekarang sudah dilakukan penandatanganan komitmen antara Bank BJB, BNI, BRI, Bappebti dalam rangka memfasilitasi komoditas kopi. Sehingga petani tidakterjerat ijon," katanya.

 

HUMAS JABAR