Banjir Musiman, Aher Ajak Masyarakat ‘Buka-bukaan’

 

Tanggal Posting : 16 Mar 2016 03:39 Wib | Dibaca : | Kategori : Berita Umum | Penulis : Admin BPMPT


BANDUNG – Menanggapi parahnya banjir musiman di kawasan Bandung Selatan tahun ini. Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher), mengajak Pemerintah Pusat, dan masyarakat untuk saling ‘terbuka’ dalam mencari solusi yang terbaik menanggulangi ‘musibah rutin’ tersebut.

“Pokoknya gini, Pemerintah Pusat khususnya untuk selalu terbuka untuk berdiskusi untuk mencari solusi yang terbaik bagi masyarakat. Tentunya ketika Pemerintah Pusat, dan Pemerintah Provinsi terbuka untuk menyelesaikan masalah Citarum ini. Masyarakatnya juga perlu terbuka untuk secara ilmiah, secara baik, apa penyelesaian yang akan kita sepakati bersama,” tutur Aher di Bandung Selatan, Senin (14/11/16).

Aher juga menegaskan bahwa kawasan yang ‘pasti’ banjir tiap musimnya tersebut seharusnya tidak jadi pemukiman. Kawasan tersebut malah bisa jadi ‘penyelamat’ bagi kawasan Bandung Selatan dan sekitarnya untuk secara permanen terbebas dari banjir tahunan. Salah satunya dengan dialihfungsikan menjadi kawasan kolam retensi. Kolam yang akan menampung air dalam jumlah besar, sehingga dapat menjadi sarana untuk mencegah agar luapan Citarum tak meluber kemana – mana.

Disamping itu, apapun solusinya, hasil kesepakatan pemerintah, para stakeholder, juga masyarakat kemudian perlu adanya kedewasaan atas konsekuensi yang akan diterima. Misalnya, bila akhirnya Cieunteung dijadikan kawasan retensi, masyarakat harus siap dengan pembebasan lahannya. Begitu pula dengan solusi lainnya. Karena setiap solusi pasti ada konsekuensi.

“Kawasan tersebut harusnya tidak jadi pemukiman. Tapi kita tidak juga mau menyalahkan masa lalu yah, siapa yang mengizinkan perumahan? Siapa yang memulai? Nggak usahlah kita pikirkan masalah seperti itu. Itu masa lalu, yang penting bagaimana kita secara sadar secara bersama – sama semua stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat, ayo kita bareng – bareng menyelesaikan ketika solusinya harus bikin kolam retensi, harus ada pembebasan ya masyarakat harus bersedia dibebaskan lahannya untuk digali menjadi kolam retensi. Begitu kan,” papar Gubernur Aher.

Sementara itu, Bupati Bandung Dadang Naser dari data yang diterimanya mengatakan, banjir kali ini merendam kurang - lebih 14 kecamatan di Kabupaten Bandung. Musim banjir tahun ini pun, merupakan banjir terbesar selama 10 tahun terakhir.

Tak seperti banjir-banjir sebelumnya yang hanya menggenangi kawasan sekitar Cieunteung, dan Dayeuhkolot. Banjir tahun ini merendam daerah lain seperti Banjaran, Pemeungpeuk, Cangkuang, Katapang, Arjasari dan sejumlah kecamatan lainnya.

“Yang rawan banjir itu empat kecamatan sekarang meluas sampai 14 kecamatan. Dari 14 kecamatan diprediksi dari laporan yang saya terima dari lapangan ini yang terkena itu sampai 24.000 orang. Kemudian yang tercatat ada di pengungsian ada sekitar 15.000 orang,” ungkap Dadang.

Selain itu, dirinya juga menyatakan bahwa pihaknya telah membangun sebanyak 15 posko pengungsian inti, ditambah posko inisiatif masyarakat sebanyak 36 posko. Sejumlah dapur umum pun tersebar di wilayah kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, dan kecamatan yang terkena dampak banjir lainnya, juga telah disiapkan.

Juga hadir pada lawatan tersebut, Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa. Pada kesempatan tersebut dirinya berharap bahwa tidak ada kekurangan logistik bagi para korban banjir. Ia ingin berbagai pihak terkait dapat melayani masalah logistik ini dengan baik.

Pun mengenai kolam retensi yang diusung Aher, baginya hal tersebut merupakan opsi bagaimana ke depan, masalah banjir ini bisa teratasi secara permanen.

“Pak Gubernur tadi sudah sampaikan bahwa ada danau retensi yang sudah disiapkan. Ada juga pola yang sudah dibuat oleh pemda Bandung. Apakah itu ganti rugi dan seterusnya. Inilah saya rasa akan menjadi opsi bagaimana penyelesaian daerah – daerah Bandung Selatan ini bisa terhindar dari banjir.” Ungkap Menteri Khofifah.

 

 

HUMAS PEMPROV JABAR


Post Terkait