Sosialisasi PON di Bali, Aher Ajak Warga Bali ke Jawa Barat

 

Tanggal Posting : 14 Mar 2016 03:23 Wib | Dibaca : | Kategori : Berita Umum | Penulis : Admin BPMPT


GIANYAR - Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan (Aher) mensosialisasikan helatan Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX dan Peparnas XV di Bali dalam rangkaian Indonesia Scouts Parent Gathering. 

Bertempat di GOR Kebo Iwa, Gianyar, Bali, Minggu (13/3/2016) siang, Aher mengampanyekan PON yang akan jadi terbesar dan terbaik sepanjang sejarah.

"Karenanya saya mengajak warga Bali sesekali ke Jabar pas momentum PON nanti. Karena kalau warga Jabar ke Bali itu sudah sering," katanya, setelah acara yang juga dihadiri pakar pendidikan anak, Kak Seto.

Menurut Aher, setelah 51 tahun tak digelar di Jabar, PON kali ini akan menghadirkan sekitar 9.000 penonton dan ofisial, 44 cabang olahraga, 61 lokasi venue, 2.472 medali, serta 1.372 pertandingan. Helatan tersebut akan menghadirkan 3.000 wartawan dari seluruh dunia, sehingga kegiatan berlangsung gebyar. 

Di sisi lain, kata dia, acara pembukaan dan penutupan akan berlangsung meriah dengan hadirkan tarian kolosal 7.000 penari yang akan memadukan kesenian Jawa Barat dan Indonesia. Selain itu, 3.000 relawan sudah siap membantu kesuksesan kegiatan empat tahun sekali itu.

"Dari sisi pembiayaan, tahun ini kami anggarkan dari APBD sebesar Rp2 triliun, sangat besar. Maka kami berharap peroleh catur sukses dari kegiatan ini bagi Jabar, juga bisa bangkitkan kembali olahraga Indonesia pada umumnya," katanya.

Dari sisi keamanan, Aher menjamin akan sekondusif Bali. Sebab, Jawa Barat sebagai provinsi terbesar di Indonesia teruji dari sisi kondusivitas. Meski penduduknya 46,7 juta atau terbesar di Indonesia, namun tak pernah ada masalah serius, misalnya dalam pemilu serentak 2015, tidak ada konflik di dalamnya. 

"Persiapan sendiri sudah 94% hingga bulan ini, ditargetkan sisanya selesai dalam semester pertama tahun ini. Venue yang dibangun, diperbaiki, atau diperluas pun sudah dalam proses selesai semuanya," katanya. 

Pembangunan venue semuanya tender dengan proses administrasi dan audit keuangan semuanya melibatkan BPKP sebagai komite audit internal. 

Jika terkait venue harus tender, beda lagi dengan pengadaan alat-alat pertandingan yang semuanya bisa penunjukan langsung mengacu aturan LKPP (Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang-Jasa Pemerintah). 

Pasalnya, kata Aher, kalau alat pertandingan ditenderkan malah bisa dapat harga termurah dengan spesifikasi rendah. Padahal, alat tersebut justru harus kualitas terbaik agar menyokong pertandingan yang bagus dan menarik.

Menurut dia, dari seluruh proses yang berjalan sejak tiga tahun silam, kendala pasti ada. Namun pihaknya merasa tak perlu terhalang hal tersebut, apalagi kerja solid tim membuat semua problem ada solusinya.

HUMAS PEMPROV JABAR


Post Terkait