Tantangan Kian Kompleks, Posyandu Harus Di-up Grade

 

Tanggal Posting : 30 May 2016 10:00 Wib | Dibaca : | Kategori : Berita Umum | Penulis : Admin BPMPT


CIREBON – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak
(P2TP2A) sekaligus Ketua Tim Penggerak Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
(PKK) Provinsi Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan inginkan posyandu
menjadi garda pertahanan terdepan pencegahan kekerasan pada anak, yang kini
kian mendarurat. Namun harapan tersebut bisa diwujudkan bila posyandu
di-upgrade menjadi posyandu multifungsi.

Netty menuturkan, momen pada saat para ibu berkumpul dengan balitanya di
posyandu setiap bulan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberikan
arahan akan pentingnya mengajari anak akan sistem reproduksi. Selain itu,
pengawasan tayangan televisi dan penggunaan perangkat ponsel pada anak pun
perlu disosialisasikan.

Hal tersebut disampaikan Netty saat menjadi keynote speaker pada acara
Training of Trainer (TOT) Posyandu Provinsi Jawa Barat Tahun 2016, yang
diprakarsai oleh Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
(BPMPD) Provinsi Jawa Barat, di Hotel Tryas, Jl. R.A. Kartini no 86
Cirebon, Kamis (26/05) petang.

Netty juga menginginkan, ke depannya posyandu bisa menjadi mitra utama
pemerintah dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat yang menjadi korban
kekerasan. Dengan demikian, posyandu dapat menjadi penghubung pertama
antara korban kekerasan dan pihak berwenang.

“Sekarang, dengan komitmen bersama pemerintah daerah, mari kita bangun
posyandu multifungsi, yang tidak hanya memberikan layanan kesehatan ibu dan
anak, tetapi juga menjadi pusat informasi keluarga,” ungkap Netty.

“Jadikan posyandu sebagai pusat belajar masyarakat, garda terdepan
pencegahan kekerasan pada perempuan dan anak,” ajaknya.

Menurut Netty, pembangunan posyandu multifungsi harus memperhatikan segi
Kelembagaan, Organisasi, Sumber Daya Manusia, dan juga Program. Dari segi
Kelembagaan, harus dilakukan pengokohan eksistensi posyandu dan penguatan
peran pokjanal/lembaga pendamping posyandu. Dari segi organisasi, sistem
informasi posyandu harus terus diperbaiki. Mekanisme penyelenggaraan
posyandu pun harus dirancang sedemikian rupa agar presentase kedatangan
masyarakat dapat didongkrak lagi.

Selain itu, pembangunan segi SDM dapat dilakukan dengan peningkatan
kapasitas pendamping dan kader posyandu, serta membekali mereka dengan
keterampilan-keterampilan teknis lainnya seperti keterampilan
berkomunikasi, me-lobby, dan sebagainya. Sedangkan dari segi Program, dapat
ditingkatkan dengan membuka penerimaan pengaduan atau laporan korban dan
konsultasi mediasi, hingga penanganan korban dan advokasi.




-HUMAS JABAR-

  rtp 2023


Post Terkait