HKP ke-44, Ajang Komunikasi & Instrospeksi Antar-Petani dan Nelayan

 

Tanggal Posting : 06 Jun 2016 12:20 Wib | Dibaca : | Kategori : Berita Umum | Penulis : Admin BPMPT


KAB. KARAWANG - Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar mengungkapkan bahwa saat ini - khususnya Jawa Barat merupakan sumber pangan terbesar di Indonesia. Setiap tahunnya, Jabar menghasilkan 12 juta ton beras atau 17 persen kebutuhan beras nasional berasal dari Jawa Barat.

 

Namun, hal tersebut belum sama sekali berdampak terhadap kesejahteraan dan ketahanan keluarga para petani dan nelayan. Menurut Deddy, ada yang salah dalam sistem pengelolaan dan tata niaga pangan, sehingga menurutnya HKP harus dijadikan ajang untuk saling komunikasi dan instrospeksi antar-para petani dan nelayan untuk mengetahui duduk persoalannya.

Hal ini diungkapkan Wagub saat membuka Peringatan Hari Krida Pertanian (HKP) ke-44 Tahun 2016 untuk Tingkat Provinsi Jawa Barat. Peringatan HKP kali ini dipusatkan di Kawasan Kampung Budaya, Kecamatan Teluk Jambe Timur, Kabupaten Karawang pada Kamis (2/6/2016).


"Sebaiknya event ini dijadikan momentum untuk ber-muhasabah, menjadi event untuk instrospeksi dan jadi wacana mengangkat isu2 yang ada di sektor pertanian kita khususnya, sehingga problem-problem pertanian apa sih - selain meningkatkan produksi juga bagaimana tentang tata niaganya. Ini juga harus dibahas. Jangan sampai produksi meningkat, tapi kesejahteraan tidak meningkat," kata Deddy.

"Ini mesti ditelaah kembali apa yang keliru. Regulasinya perlu seperti apa, sehingga betul-betul kesejahteraan petani yang berprestasi, yang meningkat produksinya juga meningkat kesejahteraannya secara signifikan," ujar Deddy usai acara.

Deddy pun mengatakan, data valid mengenai ketersediaan pangan harus ada. Hal ini perlu mengingat sering terjadinya spekulasi atau kesalahan data pangan di Indonesia, sehingga hal tersebut menjadi peluang bagi para spekulan untuk melakukan impor.

"Makanya spekulan-spekulan impor sering ada, sebab apa? Karena data. Database daripada produksi kita itu belum valid, sehinga para importir tadi ada spekulasi jadi mewacanakan tentang impor. Nah, pemerintah ga berani gambling,kan takut kekurangan jadi ya melakukan impor," ungkap Deddy.

Untuk menangani hal ini, Deddy pun mengatakan saat ini Pemprov Jawa Barat tengah melalukan upaya melalui program Posluhdes (Pos Penyuluh Desa). Posluhdes ini akan menghadirkan data valid dari setiap desa tentang produksi pangan yang dihasilkan oleh setiap desa yang bisa disampaikan secara online ke setiap kecamatan.

Senada dengan Deddy, Ketua Forikan Jawa Barat Netty Prasetiyani Heryawan mengungkapkan bahwa dengan kekayaan sumber daya alam yang melimpah, hal ini harus memberikan dampak terhadap ketahanan pangan keluarga. Netty tidak ingin sebagai sumber pangan nasional ada kasus gizi buruk menimpa Jawa Barat.

Untuk itu, ia pun menitipkan pesan kepada para petani dan nelayan melalui ajang HKP ini.

"Kalau ada sebuah peribahasa di tengah masyarakat, jangan sampai tikus mati di tengah lumbung, ini yang harus kita perhatikan betul. Jangan sampai lumbung padi nasional ada di Karawang, ada di Bekasi ada di berbagai tempat di Jawa Barat ini, saya tidak ingin mendengar ada kasus gizi kurang apalagi gizi buruk di Jawa Barat ini," pinta Netty.

"Yang kedua, kita harus memastikan bahwa Hari Krida Pertanian ini bukan hanya menjamin ketersediaan pangan  kemudian meningkatkan motivasi dan kemampuan di para petani, tapi saya ingin juga Krida Pertanian juga dimaknai sebagai upaya menghadirkan ketahanan keluarga para petani, para nelayan di Jawa Barat," papar Netty.

Hari Krida Pertanian (HKP) ke-44 Tingkat Provinsi Jawa Barat Tahun 2016 mengambil tema "Melalui Hari Krida Pertanian ke-44 Tahun 2016 Kita Mantapkan Kelembagaan Tani-Nelayan Sebagai Mitra Kerja Pemerintah Dalam Rangka Kemandirian Pangan Menuju Kesejahteraan Petani di Jawa Barat". HKP kalo digelar mulai tanggal 1 - 4 Juni 2016.

HKP ini juga digel ar sebagai wujud rasa syukur para petani dan nelayan, atas limpahan hasil pangan dan sumber daya alam yang telah diberikan oleh Tuhan YME.

Dalam acara ini digelar berbagai kegiatan, seperti temu wicara, pemberian penghargaan kepada para petani dan nelayan yang ada di Jawa Barat yang telah berjasa dalam membangun pertanian, perkebunan, perikanan, dan kehutanan. Dan sebagai apresiasi mereka pun diberikan piagam penghargaan dan uang bantuan. Selain itu, ada juga pameran agroexpo dan bazaar, juga pemecahan rekor makan ikan bersama.

Turut hadir pada acara ini Bupati Karawang, Unsur FKPD Kabupaten Karawang, Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat, perwakilan Kementerian Pertanian RI, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Jawa Barat, Kepala Bakorluh Jabar, para penyuluh, berbagai komunitas yang tergabung dalam rumpun pertanian atau Gapoktan se-Jawa Barat, serta para tamu undangan lainnya.


HUMAS JABAR 


Post Terkait